Secara harfiah, Semantic Web
is a web with a meaning. So, what is the "meaning" actually? Well, arti
disini memungkinkan komputer memahami arti dari sebuah informasi
berdasar pada Metadata yaitu data mengenai data. Metadata
ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai
untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data.
Dengan adanya Metadata,
komputer diharapkan mampu secara otomatis membantu manusia mengartikan
hasil proses informasi sehingga hasil pencarian informasi menjadi lebih
akurat. Sebagai contoh, saat kita mencari informasi mengenai "Camar",
mesin pencari akan menampilkan berbagai informasi mengenai "Camar",
tanpa mempedulikan apakah yang dicari adalah nama burung, nama jalan,
atau bahkan nama orang. Hal ini sebenarnya merupakan fenomena yang wajar
mengingat teknologi informasi di dunia Internet yang belum memiliki
mekanisme pengorganisasian data secara terstruktur. Internet membutuhkan
suatu mekanisme yang memampukan komputer mengerti arti kata yang kita
cari. Dengan kata lain, kita membutuhkan suatu cara agar kata-kata yang
tertera di dalam suatu dokumen Web dapat dibaca dan dimengerti oleh
mesin (machine-readable data). Website yang memiliki kemampuan seperti
ini seolah-olah memiliki kecerdasan buatan yang sanggup memberikan
jawaban yang tepat terhadap pertanyaan atau kebutuhan para penggunanya.
Para peniliti setuju bahwa Semantic Web
merupakan suatu cara untuk melakukan revolusi di dunia Internet yang
akan menyatukan interaktifitas pengguna, kolaborasi informasi, dan
kecerdasan buatan pada sebuah Website. Sebelum membahas lebih jauh
mengenai Semantic Web, mari kita menelaah kembali secara singkat berbagai perkembangan web sampai saat ini.
Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi
baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri
dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama
ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki
sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita
"cnn.com" atau situs belanja "Bhinneka.com" dapat dikategorikan ke dalam
jenis ini.
Web 2.0
Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media
pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan
kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
"Web 2.0
adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh
penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan
untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform
baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi
yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi
pengguna aplikasi tersebut"
Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: "flickr.com", "del.icio.us") merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web. Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
- CSS (Cascading Style Sheets)
- Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
- Markup XHTML
- Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom
- URL yang valid
- Folksonomies
- Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
- XML Web-Service API
Web 3.0 / Semantic Web
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetAPI juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah. Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling penting dalam membangun Semantic Web adalah XML (atau Link ini tentang XML di website W3 : XML), XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.
XML memungkinkan penggunanya untuk mendefinisikan custom tag. Namun, standard XML tidak memiliki constraint semantik pada arti dari dokumen tersebut. XML Schema merupakan bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan sekumpulan aturan (schema) yang harus dipatuhi oleh dokumen XML. Struktur dari dokumen XML yang dibuat harus sesuai dengan schema yang telah didefinisikan tersebut.
Resource Description Framework (RDF) adalah spesifikasi yang dibuat oleh W3C sebagai metode umum untuk memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format sintaks. Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pernyataan mengenai sebuah resource Web dalam bentuk ekpresi "Subjet-Predikat-Objek". Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan istilah N-triple. Subjek mengacu pada resource yang ingin dideksripsikan. Predikat menggambarkan kelakuan atau karakteristik dari resource tersebut dan mengekspresikan hubungan antara subjek dan objek. RDF Schema dapat dipandang sebagai kamus data atau vocabulary untuk mendeskripsikan properties dan classes dari resources RDF.
Web Ontology Language (OWL) adalah suatu bahasa yang dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang bukan sekedar menampilkan informasi tersebut pada manusia, melainkan juga yang perlu memproses isi informasi isi. Ontology sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mendeskripsikan arti dan relasi dari istilah-istilah. Deskripsi tersebut berisi classes, properties, dan instances. Deskripsi ini dapat membantu sistem computer dalam menggunakan istilah-istilah tersebut cengan cara yang lebih mudah. Dengan menggunakan OWL, kita dapat menambah vocabulary tambahan disamping semantiks formal yang telah dibuat sebelumnya menggunakan XML, RDF, dan RDF Schema. Hal ini sangat membantu penginterpretasian mesin yang lebih baik terhadap isi Web. Untuk mendeskripsikan properties dan classes, OWL menambahkan vocabulary seperti:
- "among others"
- Relasi antar classes (misalnya: "disjointness")
- Kardinalitas (misalnya: "exactly one")
- Kesamaan (equality)
- Karakteristik property (misalnya: "symmetry")
- Enumerated classes
SPARQL Protocol and RDF Query Language (SPARQL) adalah sebuah protocol dan bahasa query untuk Semantic Web’s resources. Sebuah query yang menggunakan SPARQL dapat terdiri atas triple patterns, konjungsi (or), dan disjungsi (and). Untuk menjalankan SPARQL kita dapat menggunakan beberapa tools dan APIs seperti: ARQ, Rasqal, RDF :: Query, twingql, Pellet, dan KAON2. Tools tersebut memiliki API yang memampukan pemrogram untuk memanipulasi hasil query dengan berbagai aplikasi yang ada. Namun, sebagai standar kita dapat menggunakan SPARQL Query Results XML Format yang direkomendasikan oleh W3C.
"Semantic Web menawarkan sebuah solusi yang memang luar biasa bagi pemrosesan informasi di Web. Namun, penelitian dan pengembangan tools untuk Semantic Web masih harus terus dilakukan agar di kemudian hari berbagai aplikasi Semantic Web dapat diimplementasikan dan dipergunakan secara luas."
0 komentar:
Posting Komentar